[Book Review] The Lost World by Sir Arthur Conan Doyle


Judul: The Lost World
Penulis: Sir Arthur Conan Doyle
Alih bahasa: An Ismanto
Penerbit: Indoliterasi
Tahun terbit: 2013
Paperback, 304 hlm

"Lempung biru -- lempung di kawah gunung api!"
- Lord John Roxton - hlm. 172 -
Edward Malone, seorang jurnalis, mencari tantangan untuk memenangkan hati gadis pujaannya. Pilihannya jatuh pada Prof. Challenger, seorang ilmuwan angkuh dan gampang marah yang mengklaim telah menemukan dunia prasejarah di sebuah plato di Amerika Selatan. Ia berharap dapat mengetahui sesuatu tentang apa yang diocehkan ilmuwan pemarah itu.

Pertemuan pertamanya dengan sang profesor membuahkan lebam di wajahnya, tapi ia juga memperoleh kepercayaan sang profesor walaupun diutarakan dengan sarkarme tingkat tinggi. Ia diundang di suatu pertemuan ilmiah yang dibuka untuk umum di tengah kota London. Banyak yang menyangkal penemuan Challenger walaupun ia dengan angkuhnya tetap menjelaskan penemuannya. Tapi dalam pertemuan itu diputuskan untuk membentuk sebuah komite yang akan mengklarifikasi kebenaran penemuan Challenger tentang dunia prasejarah itu. Komite itu terdiri dari Prof. Summerlee -- seorang botanis dan zoologis, Lord John Roxton -- seorang bangsawan penjelajah, dan Ed Malone sendiri. Kemudian, berangkatlah kelompok itu ke Amerika Selatan untuk membuktikan perkataan Challenger tanpa mengetahui apa yang menunggu mereka di sana.

cover terbitan Modern Library (goodreads)
Hal yang menarikku untuk meraih buku ini di tumpukan buku diskon adalah nama penulisnya yang dicetak besar dan tebal. Ya, Sir Arthur Conan Doyle adalah penulis favoritku dan aku penasaran karena ternyata doi menulis buku lain selain Sherlock Holmes. Judulnya mengusikku karena judul buku ini justru kondang karena filmnya, yang keluar dalam berbagai versi. Ternyata judul The Lost World tidak hanya karangan Doyle seorang, tapi karya yang satu ini menampilkan Prof. Challenger, tokoh ciptaan Doyle sebagai sorotan utama dalam kisah ini.

Karakter:
Tak disangka bahwa Prof. Challenger ternyata juga tokoh fiksi terkenal ciptaan Doyle, walaupun tidak seterkenal Holmes. Ia adalah seorang ilmuwan yang memfokuskan diri pada bidang zoologi, walaupun banyak juga hal yang menarik minatnya. Sebagai ilmuwan ia cerdas, tapi sebagai pribadi, ia biang keladi. Ketika ada kerusuhan di suatu pertemuan ilmiah dan seseorang jadi lebam, ia pelakunya. Jika ada wartawan retak tulangnya hanya karena tak sengaja salah omong ketika mewawancarai seorang ilmuwan, bisa dipastikan ilmuwan itu adalah Challenger. He's a short temper character dan dengan mudahnya melayangkan bogem mentah pada orang-orang yang tidak sependapat dengannya. Karena itulah Malone menganggap tugas ini adalah tantangan yang ia cari.

gambaran Prof. Challenger
Karakter semacam Challenger ini lain dari yang lain, dan menunjukkan orisinalitas Doyle. Challenger sedikit mirip dengan Holmes, terutama keangkuhan dan anggapan bahwa dirinyalah yang benar, pasti benar, dan selalu benar. Tapi Challenger lebih angkuh dan jelas lebih mudah naik pitam. Dan ternyata, Challenger juga memiliki kisah serial yang lain setelah kemunculan pertamanya di The Lost World.

Berbeda dengan Holmes, karakter Challenger sulit untuk disukai karena terlalu keras kepala, pemarah, dan 'ringan tangan'. Karakter yang kusukai adalah Lord John Roxton karena maskulinitas dan semangat perburuan serta petualangannya, belum lagi pengalaman dan ketenangannya menghadapi bahaya. Tapi humornya garing (^_^). Ia jugalah yang diandalkan rekan-rekan satu timnya, walaupun tidak secara langsung dikatakan.

Penulisan:
Seperti biasa, tulisan Doyle yang khas adalah dengan menempatkan diri sebagai salah satu tokoh ciptaannya, dalam hal ini ia menulis dalam kacamata Ed Malone. Tetapi, berbeda dengan tulisan Dr. Watson yang menjadi semacam biografer Holmes, Ed Malone bertindak sebagai pelapor situasi mengingat profesinya yang seorang jurnalis. Gaya tulisannya berubah-ubah. Pada awal kisah, penulisan Malone seperti tulisan jurnal, sambil menyisipkan surat-surat yang ia tulis dan terima. Sedangkan ketika ia memulai petualangannya, penulisan jadi mirip laporan yang dituliskan dalam surat kepada editornya. Mendekati akhir, penulisan kembali seperti jurnal.

cover terbitan Puffin Classics (goodreads)
Penulisan Malone tergolong emosional karena mengungkapkan sebagian besar apa yang ia pikir dan rasakan. Penulisan laporan yang ditulis dalam surat kepada editornya juga masih berupa tulisan kasar, tapi menceritakan sebagian besar aktivitasnya dalam petualangan itu. Tentu saja kalau tulisan itu diterbitkan, akan perlu banyak revisi dan editan.

Ngomong-ngomong soal editan, buku ini perlu perbaikan terutama masalah typo. Ada banyak typo yang cukup mengganggu. Kalau typo di kata-kata umum Bahasa Indonesia masih bisa dinalar apa maksudnya, dan untungnya tidak ada typo yang merubah arti. Selain itu juga kurang konsisten untuk menyebut Lord John Roxton menjadi Lord John atau Lord Roxton (di terjemahannya). Untuk terjemahannya, sebetulnya cukup bagus dan bisa dipahami, sayangnya agak kaku. Apa mungkin memang aslinya begitu, aku kurang tahu. Tapi yang penting adalah memperbaiki typo-nya, jadi bisa lebih enak menikmatinya.

Plot:
Secara garis besar, alur cerita maju dan diceritakan dari sudut pandang Ed Malone sebagai orang pertama. Bagian awal menceritakan kehidupan pribadi Malone dan kemauannya yang tiba-tiba untuk bertualang. Ia meminta tugas khusus yang menantang kepada editornya dan ia mendapatkan Prof. Challenger sebagai jawabannya. Peluang Malone untuk memperoleh data dari sang profesor sebetulnya sangat kecil, mengingat sang profesor baru saja mendepak keluar seorang wartawan dari kediamannya. Sebuah insiden kecil terjadi dan membuat profesor menaruh perhatian pada Malone. Karena tantangan dari profesor jugalah beberapa orang mengajukan diri menjadi klarifikator perkataannya.

cover terbitan Penguin Books (goodreads)
Petualangan awalnya agak membosankan karena perjalanannya sangat jauh, dan mungkin gambaran Malone tentang hutan hujan tropis sudah bukan rahasia lagi bagiku, karena memang aku sudah pernah mengalaminya. Hutan tropis memang indah disawang, tapi bahaya yang mengancam juga banyak, bukan hanya dari satwa dan suku primitifnya, tapi juga bahaya penyakit dan infeksi. Karena itulah petualangan menjelajah alam liar menjadi petualangan yang mengancam nyawa. Humor kedua profesor yang agak bikin 'mak jleb' bikin ketawa garing, dan penggambaran karakter yang suka melebih-lebihkan juga jadi poin lucu tersendiri.

Situasi menjadi kritis ketika kelompok kemudian terpisah karena diserang bahaya. Di sini, cerita menjadi menarik, karena situasi berpengaruh pada karakternya. Challenger dan Summerlee jadi kadang-kadang akur, Malone jadi semakin tajam pemikirannya, dan Lord Roxton juga memegang peran penting. Strategi kepulangan juga menjadi konflik yang menarik dan unsur kejutan yang menjadi 'oleh-oleh' mereka untuk warga London yang menanti kepulangan mereka juga diceritakan dengan baik. Tapi kepingin baca versi aslinya nih...

"Aku telah melaksanakan rencanaku jika berhasil memberikan satu jam kebahagiaan bagi anak-anak yang setengah dewasa, atau bagi orang dewasa yang masih setengah bocah." 
- hlm. ix -

Tentang Penulis:
Sir Arthur Conan Doyle 
Arthur Conan Doyle dilahirkan ketiga dari sepuluh bersaudara pada 22 Mei 1859 di Edinburgh, Skotlandia. Ayahnya, Charles Altamont Doyle, lahir di Inggris keturunan Irlandia, dan ibunya, Mary lahir di Foley, adalah orang Irlandia. Mereka menikah pada tahun 1855.

Dari 1876-1881 ia belajar ilmu kedokteran di Universitas Edinburgh. Hal ini membuatnya harus memberikan bantuan kesehatan berkala di kota-kota Aston (sekarang distrik Birmingham ) dan Sheffield. Sementara belajar, Conan Doyle mulai menulis cerita pendek. Cerita pertama diterbitkan muncul di "Chambers Edinburgh Journal" sebelum ia berusia 20. Setelah lulus, ia bekerja sebagai dokter kapal pada SS Mayumba selama perjalanan ke pantai Afrika Barat. Ia menyelesaikan gelar doktor pada subyek tabes dorsalis pada tahun 1885.

Conan Doyle ditemukan memegangi dadanya di aula Windlesham, rumahnya di Crowborough, Sussex Timur, pada tanggal 7 Juli 1930. Dia meninggal karena serangan jantung pada usia 71. Kata-kata terakhirnya diarahkan ke istrinya: "You are wonderful."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar